Pasal pasal UUD NRI Tahun 1945 yang menetapkan hak dan kewajiban warga Negara untuk menjadi warga negara yang baik mencakup pasal-pasal 27,28,29,30,31,32,33, dan 34. a. Pasal 27 ayat (1), menetapkan hak warga Negara yang sama dalam hukum dan pemerintah, serta kewajiban untuk menjunjung hukum dan pemerintahan. b. Materi: Perumusan dan Penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara Sejarah Perumusan Pancasila Sebagai Dasar Negara Pancasila sebagai dasar negara merupakan hasil perjuangan para pendiri negara. Seperti yang diucapkan oleh Proklamator Kemerdekaan Indonesia Ir. Soekarno "Jas Merah" jangan sekali-kali melupakan sejarah. Sikapbangsa Indonesia sebagai negara yang anti imperialisme dan kolonialisme ditegaskan dalam A. Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 B. Penjelasan UUD NRI Tahun 1945 C. Proklamasi . Latihan Soal Kewarganegaraan Fast Money. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. PENDAHULUANIndonesia merupakan negara yang telah merdeka dan berdaulat hingga saat ini diakui oleh dunia Internasional sebagai bangsa yang nyata, berdaulat, dan besar. Karakteristik dari Indonesia ini tentunya tidak muncul tanpa penyebab yang jelas. Jika kita hendak memahami mengenai sejarah Indonesia sebagai bangsa yang memiliki ciri khas yang berbeda dibandingkan dengan negara lain, pertama kita harus melihat di beberapa bagian sejarah Indonesia. Pembagian dari fase-fase ini dapat dikategorikan dengan kurun waktunya, dapat dikatakan sejarah zaman kerajaan di Indonesia, sejarah zaman kolonialisme, sejarah orde lama dan orde baru, dan sejarah pasca ZAMAN KERAJAAN INDONESIA DENGAN CIRI KHAS SIKAP DAN KARAKTER BANGSA INDONESIAJika kita menjabarkan ciri khas Indonesia melalui pengkategorian yang demikian dapat kita uraikan di setiap zaman tersebut dalam sejarah bangsa Indonesia sebagai bangsa yang beragam dan besar, telah terdapat unsur ciri-ciri yang khas dari bangsa Indonesia itu sendiri. Seperti halnya pertama kita membahas pengaruh apa yang mempengaruhi Indonesia pada saat sekarang ini yang memiliki kaitan dengan zaman kerajaan di Indonesia?. Seperti yang kita dapat kaji dan ketahui, benih-benih faham kesatuan dalam keberagaman yang menjadi ciri khas pendekatan bangsa Indonesia dan sifat dari bangsa Indonesia itu sendiri berawal pada zaman kerajaan, seperti contoh dapat kita ambil dari faham pemersatu bangsa Indonesia yang sampai sekarang masih dipakai di dalam ideologi Pancasila kita, tertulis dan dapat dilihat yaitu asal mulanya berasal daripada zaman kerajaan Majapahit. Pada kala itu ditulisnya Kitab Sutasoma karya Mpu Tantular yang menulis mengenai semboyan yang sekarang mempersatukan bangsa Indonesia dalam satu rangkaian kata “Bhinneka Tunggal Ika”, yang berarti “Berbeda-Beda namun tetap Satu”. Dan juga Sumpah Palapa yang diungkapkan oleh Gajah Mada yang merupakan petinggi di kerajaan Majapahit pada kala itu, dimana dia bersumpah untuk menyatukan “nusantara” dibawah satu kepemimpinan. Konsepsi mengenai istilah “nusantara” ini dapat kita lihat telah ada pada zaman kerajaan di Indonesia biarpun dalam bentuk yang lebih simpel/ tidak sejelas sekarang, namun ambisi dan karakteristik bangsa Indonesia yang beragam namun tetap satu dirangkum dalam semboyan karya Mpu Tantular, dan Sumpah Palapa yang diungkapkan oleh Gajah Mada yang menjadi konsepsi bangsa Indonesia daripada apa yang dimaksudkan dan dikategorikan dengan “Nusantara” itu sendiri menjadi dasar dari ciri khas bangsa Indonesia sampai sekarang membentuk karakteristik bangsa Indonesia itu sendiri, yang beragam namun tetap satu, dan dalam suatu ambisi untuk menyatukan bangsa Indonesia dalam suatu konsepsi yang dinamakan “nusantara”. KAITAN ZAMAN KOLONIALISME INDONESIA DENGAN CIRI KHAS SIKAP DAN KARAKTER BANGSA INDONESIA Nilai-nilai mengenai ciri khas sikap bangsa Indonesia juga terdapat pada zaman kolonialisme. Dimana semangat bangsa Indonesia pasca Perang Diponegoro, dapat dikatakan sebagai representatif mengenai ketekunan, dan keuletan bangsa Indonesia dalam menggapai kemerdekaan, lepas dari kolonialisme itu sendiri. Dan pasca Perang Diponegoro itu sendiri, menandakan keinginan bangsa Indonesia dalam menggapai kemerdekaan. Rangkaian kejadian akibat kesamaan rasa dan penderitaan ini menjadikan munculnya gerakan yang unitary, dimana gerakan yang unitary ini menjadi nilai dasar sikap Indonesia sampai saat ini juga, yaitu Indonesia sebagai negara Kesatuan. Rangkaian kejadian lain yang muncul akibat dari adanya keinginan untuk lepas dari kolonialisme ini terjadi, kejadian seperti Sumpah Pemuda, yang merupakan rangkaian keinginan para pemuda bangsa Indonesia dari berbagai daerah di Indonesia untuk sama-sama mengatakan anti-kolonialisme dan penjajahan atas bangsa, dan merujuk lagi kepada Mpu Tantular bahwa biarpun berbeda suku dan budaya, namun perjuangan serasa sepenanggungan ini dilakukan karena karakter bangsa Indonesa yang berbeda-beda namun tetap satu. Gerakan lain yang dilakukan oleh para pejuang kemerdekaan pada zaman itu seperti dan para pahlawan kemerdekaan Indonesia lainya dalam bentuk gerakan pembentukan partai, penyelenggaraan rapat dalam membahas kemerdekaan, dan upaya diplomasi dengan negara lain guna mendapatkan empati dan pengakuan dari negara lain, dan final nya pada diproklamasikanya proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang berdaulat, dan nyata menandakan bahwa sikap pendekatan bangsa Indonesia yang sejalan dari sejumlah rangkaian kejadian yang berbuah proklamasi dan kemerdekaan Indonesia ini, semuanya mengumandangkan paham yang sama yaitu Indonesia merupakan bangsa yang anti dengan kolonialisme dan bentuk penjajahan apapun. Indonesia menolak penjajahan atas bangsanya sendiri dan mengutuk tindak tersebut terhadap bangsa lain juga, sikap anti-kolonialisme ini sampai sekarang masih jelas tercantum dan dilakukan dalam pendekatan kerjasama dan berdiplomasi dari Indonesia itu sendiri dimana Indonesia selalu menolak tindak kolonialisme dan imperialisme yang ada di dunia dalam manifestasi bentuk apapun, baik neo-kolonialisme, yang sukar untuk dilihat secara formil, sampai juga kolonialisme tradisional. Sikap asas unitary yang menjadi dasar bentuk negara kita menjadi pondasi dari nilai-nilai pendekatan Indonesia dalam sikapnya berhubungan dengan negara lain, dimana penekanan mengenai paham “kesatuan” ini terus ditekankan sebagai identitas bangsa Indonesia didalam sikap Indonesia berdiplomasi dan berhubungan dengan negara ZAMAN ORDE LAMA DAN ORDE BARU INDONESIA DENGAN CIRI KHAS SIKAP DAN KARAKTER BANGSA INDONESIA DALAM BERHUBUNGAN DENGAN NEGARA LAINCiri khas sikap bangsa Indonesia yang berbeda dari bangsa lain dalam pendekatan dalam berhubungan dengan negara lain dapat dilihat lebih jelas pada zaman Orde Lama dan Orde pada masa Orde Lama, Indonesia pasca menyatakan kemerdekaan terfokus pada keinginan untuk mencari pengakuan atas kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia dia kancah internasional, pada kala itu dunia baru saja menghadapi kejadian global yang berdampak signifikan pada pandangan dunia mengenai tindak kolonialisme dan imperialisme. Dimana dunia pada saat itu sedang dalam fase de-kolonialisasi massal. Dari kenyataan ini, Indonesia pada masa itu dibawah kepemimpinan Presiden Soekarno melakukan upaya hubungan dengan negara lain dalam upaya menekankan agenda agar dunia menghapuskan tindak kolionialisme dan imperialisme, dan juga dalam upaya membuka relasi Indonesia dan pengakuan atas kemerdekaan Indonesia ke negara lain dalam upaya untuk meminimalisir upaya perampasan kembali kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia. Politik luar negeri Indonesia di zaman Orde Lama mulai terbentuk ketika Presiden Soekarno mengumunkan Dekrit Presiden, Juli 1959. Isi utama Dekrit pembubaran Konstituante Parlemen, kembali ke UUD 45 dan pembentukan MPRS dan DPAS. Dengan kembali ke UUD 45, posisi politik Presiden Soekarno menjadi lebih kuat, sehingga sangat dominan dalam penentuan arah kebijakan politik luar negeri Indonesia saat itu. Secara garis besar kebijakan polugri saat itu bersifat militan, progresif-revolusioner bahkan berani melakukan konfrontasi dalam melawan imperialisme, kolonialisme, dan khususnya neo-kolonialisme. Konsep anti neo-kolonialisme dan anti neo-imperialisme ini dimanifestasikan antara lain dalam bentuk Gerakan Non-Blok GNB, poros Jakarta-Peking, pembebasan Irian Barat Trikora dan politik konfrontasi dengan Malaysia Dwikora. Faham-faham dan pendekatan ini memupuk ciri khas Indonesia dalam berhubungan dan berdiplomasi dengan negara lain. Hal ini juga sejalan dengan dirumuskanya dasar konsitusi di Indonesia yaitu UUD1945 yang didalam pembukaanya di alenia ke-1 menyatakan bahwa “penjajahan diatas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan”.Pada masa Orde Baru dibawah kepemimpinan Soeharto, ciri khas bangsa Indonesia dalam pedekatan berhubungan dengan negara lain juga membentuk karakter pendekatan bangsa Indonesia pada masa sekarang juga yang lebih halus aau soft dan kooperatif. . Era Soeharto lebih kooperatif dan low profile, dan focus pada diplomasi untuk pembangunan ekonomi. Di era Soeharto Indonesia mulai memperbaiki citra dengan kembali bergabung di PBB serta mencetuskan konsep “good neighbourhood policy“, yang direalisasikan dengan membentuk ASEAN pada tahun 1967 bersama Thailand, Malaysia, Singapura dan Filipina. Orde Baru era Soeharto lebih menekankan pada diplomasi ekonomi dan pembangunan. Kawasan Asia Tenggara saat itu menghadapi situasi politik rawan akibat persaingan ideologi Blok Barat dan Blok Timur. Untuk menjamin pembangunan diperlukan stabilitas politik di tingkat nasional dan regional. Salah satu upaya untuk menjaga stabilitas kawasan adalah kebijakan “good neighbourhood policy”, kebijakan bertetangga dengan baik. Wawasan Nusantara adalah cara bagi Indonesia untuk memandang dirinya sendiri secara geografis sebagai satu kesatuan ideologi, politik, ekonomi, sosio-kultural, keamanan dan pertahanan. Indonesia sebagai negara kepulauan berkepentingan terhadap teritorial lautnya agar diakui kedaulatannya atas laut tersebut, dengan pertimbangan keamanan. Perjuangan ini di dunia internasional sudah dimulai sejak Deklarasi Djuanda, 13 Desember 1957 lahirlah yang mengusung konsep Wawasan Nusantara. Pendekatan daripada zaman Orde Lama dan Orde Baru lebih memperjelas ciri-ciri dan karakteristik dari Indonesia dalam berhubungan dengan negara lain. Dimana dari Orde Lama dan Orde Baru sama-sama mengambil nilai-nilai mendasar yang telah ada daripada zaman kerajaan dan zaman kolonialisme di Indonesia, dan diperkaya dan diperdalam agar sesuai dengan zaman, situasi maupun kebutuhan pada zaman Orde Lama dan Orde Baru. Konsep-konsep seperti Politik Bebas Aktif pertama dirancang dan diterapkan pada masa Orde Lama, Konsep anti Kolonialisme, anti neo-kolonialisme, dan anti neo-imperialisme menjadi ciri khas bangsa Indonesia sampai sekarang juga dalam pendekatanya berhubungan dengan negara lain, dimana Indonesia tegas menyatakan bahwa Indonesia tidak menerima bentuk penjajahan dan kolonialisme dalam bentuk apapun. Dan juga pada masa Orde Baru Indonesia melebarkan pendekatan dalam berhubungan dan berdiplomasi dengan negara lain dalam bentuk pendekatan yang lebih soft power, tidak konfrontatif, dan lebih memfokuskan pada pembangunan perekonomian. Konsep mengenai kedaulatan kemaritiman Indonesia juga pertama dicetuskan pada masa ini, yang awalnya dirangkum dalam Deklarasi Djuanda, dan lebih diperjelas dalam bentuk konsep Wawasan Nusantara yang mengatur mengenai kedaulatan atas laut dan kemaritiman di Indonesia, yang menjadi ciri khas Indonesia juga dalam berdiplomasi dengan negara lain dimana Indonesia tegas dalam sikapnya mengenai kedaulatan lautnya dan hal it dirangkum dalam konsep yang dirancang pada masa Orde Baru yaitu Wawasan ZAMAN REFORMASI INDONESIA DENGAN CIRI KHAS SIKAP DAN KARAKTER BANGSA INDONESIA DALAM BERHUBUNGAN DENGAN NEGARA LAINPada zaman Reformasi ini, pendekatan sikap dan karakteristik bangsa Indonesia dalam berhubungan dengan negara lain mulai menambahkan beberapa unsur lain, yang menjadi ciri khas juga dari Indonesia dalam berhubugan dengan negara lain. Konsep yang muncul pasca reformasi, dan juga didorong dari adanya pengaruh dari Perang Dingin juga yaitu konsep Human Rights, atau Hak Asasi Manusia. Konsep keamanan yang tradisional atau state-centric mulai bergeser kepada konsepsi keamanan individu, atau non-tradisional. Pada masa ini beberapa kebijakan dan tindakan memperkaya karakteristik dan ideologi bangsa Indonesia dalam konsep berpolitik luar negerinya. Era pemerintahan Habibie, Gus Dur dan Megawati merupakan periode transisi, era reformasi yang lebih terbuka dan demokratis. Kebijakan politik yang lebiih terbuka dan demokratis ini berdampak pada kebijakan politik negeri setiap era ke-3 pemerintahan. Di era transisi/reformasi ini politik luar negeri Indonesia lebih ditujukan pada upaya memperbaiki citra di mata internasional di bidang demokrasi, hak-hak sipil dan HAM, pemulihan ekonomi setelah mengalami krisis moneter krismon dan menjaga keutuhan integritas teritorial NKRI. Munculnya bahaya terorisme di dunia internasional, setelah tragedi 11 September 2001 di New York, AS. AS menyerang Afghanistan yang diduga sarang teroris Al Qaeda. AS juga mendeklarasikan perang melawan terorisme internasional dengan mengajak beberapa negara untuk bergabung, termasuk Indonesia. Beberapa gerakan separatisme muncul pada zaman ini, beberapa antara itu adalah Gerakan Aceh Merdeka GAM. Pada masa ini pendekatan yang diambil oleh Indonesia merujuk pada pendekatan yang soft-power,dan sikap anti terorisme dan penindasan manusia dan penegakan HAM pada zaman ini mulai lebih diperdalam dan ditekankan yang memperkaya konsep pendekatan politik luar negeri bebas aktif Indonesia, beberapa faham yang khas dapat diambil yang menjadikan Indonesia memiliki faham yang khas dalam pendekatanya berdiplomasi dengan negara 1 2 Lihat Politik Selengkapnya Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Annisya Elanda RamadhanProgram Studi Ekowisata, Sekolah Vokasi Institut Pertanian BogorAsusmsi masyarakat umum saat ini, nasionalisme generasi bangsa Indonesia dianggap mengalami kemunduran. Ikatan kebangsaan dapat dibilang memudar dan Pancasila sebagai dasar Negara kehilangan vitalitasnya. Hal itu diikuti dengan beberapa masyarakat yang anti Pancasila dan NKRI berkembang walaupun pada akhirnya adanya larangan. Namun, jejak paham masih tertinggal di generasi bangsa Indonesia. Berkebalikan dengan beberapa hasil penelitian dan pandangan ahli, generasi, milenial di beberapa daerah ternyata memiliki rasa nasionalisme yang sangat tinggi terhadap NKRI serta menerima secara bulat Pancasila dan UUD 1945. Kata nasionalisme sendiri dalam KBBI yang berarti paham atau ajaran untuk mencintai bangsa atau negara sendiri. Dengan demikian, arti nasionalisme menurut bahasa adalah sikap yang mengedepankan rasa cinta terhadap bangsa sendiri dengan tujuan untuk membangun hubungan harmonis terhadap individu dengan masyarakat atau warga Indonesia. Pada umumnya, ciri-ciri sebuah bangsa yang masyarakatnya memiliki rasa nasionalisme adalah lebih mementingkan kepentingan bersama daripada individu, berpolitik untuk memajukan sosial dan ekonomi Indonesia, patuh terhadap hukum yang berlaku, menciptakan hubungan yang harmonis dan rukun antar masyarakat, dan lain sebagainya. Pembahasan tentang nasionalisme terlihat ringan jika kita hanya menyimak berbagai pidato yang telah dibacarakan saat perayaan Hari Kemerdekaan, Sumpah Pemuda, dan Hari Nasional lainnya. Biasanya kita hanya disuguhkan tentang kisah kepahlawanan dan pentingnya pembangunan. Dalam konteks ini bertujuan untuk menggerakan semangat kebangsaannya State Led Nationalisme, termasuk Indonesia pada zaman era globalisasi ini. Namun, perbincangan tentang nasionalisme pun tidak semudah yang kita bayankan. Apalagi, mengingat kini nasionalisme bangsa Indonesia sedang mengalami cobaan. Salah satunya adalah luntur nya nilai-nilai budaya, memiliki sifat individualis, kecanduan dengan gawai, perubahan gaya hidup, dan masih banyak lagi. Banyak penerus bangsa Indonesia yang melupakan rasa nasionalisme di dalam dirinya dikarenakan ada nya tuntutan kepada generasi muda bangsa Indonesia. Tuntutan tersebut ialah generasi bangsa Indonesia harus dapat berkembang dan beradaptasi dalam era globalisasi ini. Namun, mengapa hal ini bisa terjadi? Hal ini terjadi karena kurang nya pengetahuan serta arahan yang bijak kepada generasi muda yang menyebabkan remaja Indonesia menjadi hilang bagaimana cara agar rasa nasionalisme itu tumbuh di diri generasi bangsa Indonesia? Menurut saya, rasa nasionalisme tidak bisa seketika muncul dalam diri generasi bangsa Indonesia, maka dari itu kita harus bisa membiasakan diri akan hal-hal yang dapat memunculkan rasa nasionalisme itu di mulai dari hal-hal kecil. Contohnya, menaati peraturan yang ada, disiplin dalam segala hal, mempelajari budaya-budaya yang ada di Indonesia, bangga akan hasil produk dalam negeri, dan masih banyak lagi. Seperti kata pribahasa yang berbunyi sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit yang arti nya usaha atau upaya kecil namun kita biasakan secara terus-menerus pasti pada akhirnya akan memberikan hasil yang besar. Selain itu, khusus nya kita para remaja yang akan menjadi orang tua di masa depan, kita harus bisa mendidik anak dan menanamkan jiwa-jiwa nasionalisme sejak dini kepada anak kita yang nanti nya akan menjadi penerus generasi Indonesia selanjutnya. Dengan ditanamkan jiwa nasionalisme sejak dini, maka anak-anak generasi selanjutnya bangsa Indonesia terbiasa dan memiliki jiwa nasionalisme yang dimana anak tersebut memiliki rasa tanggung dari itu, kita sebagai generasi bangsa Indonesia harus dapat membiasakan diri dengan hal-hal kecil yang dapat menumbuhkan rasa semangat jiwa nasionalisme. Jika kita menanamkan rasa nasionalisme di dalam diri, maka dapat menjadi generasi bangsa Indonesia yang tidak mudah terpengaruh akan hal-hal luar yang dimana tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya di Indonesia, terlebih di zaman era globalisasi ini. Dengan itu kita dapat hidup rukun, harmonis dan sejahtera. Serta kita akan lebih dapat menghargai budaya Indonesia, dan dapat membanggakan Indonesia di kancah 1 2 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya January 6, 2023 Pengetahuan Umum 8 Views Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat menghargai kemerdekaan dan kebebasan. Sejak zaman penjajahan, bangsa ini sudah menunjukkan sikapnya yang anti imperialisme dan kolonialisme. Sikap ini terus ditegaskan dalam berbagai momen penting dalam sejarah Indonesia. Mari kita lihat lebih dekat beberapa momen penting tersebut. Pembentukan Boedi Oetomo Pembentukan Boedi OetomoPerjuangan Kemerdekaan IndonesiaKonferensi Asia AfrikaKonfrontasi Indonesia-MalaysiaOperasi TrikoraKonflik Timor TimurKesimpulan Source Pada tanggal 20 Mei 1908, Boedi Oetomo didirikan di Surabaya oleh sekelompok pemuda Indonesia yang terinspirasi oleh semangat kebangsaan dan kecintaan mereka terhadap budaya Indonesia. Tujuan utama dari organisasi ini adalah untuk memajukan kebudayaan dan kesejahteraan rakyat Indonesia serta memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Dengan pembentukan Boedi Oetomo, bangsa Indonesia menunjukkan sikap yang jelas sebagai negara yang anti imperialisme dan kolonialisme. Perjuangan Kemerdekaan Indonesia Source Perjuangan kemerdekaan Indonesia adalah momen penting dalam sejarah Indonesia. Bangsa Indonesia berjuang selama lebih dari 300 tahun untuk membebaskan diri dari penjajahan Belanda. Perjuangan ini berakhir dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Perjuangan ini menunjukkan sikap yang kuat dari bangsa Indonesia sebagai negara yang anti imperialisme dan kolonialisme. Konferensi Asia Afrika Source Konferensi Asia Afrika diadakan di Bandung pada tahun 1955. Konferensi ini dihadiri oleh para pemimpin negara-negara Asia dan Afrika yang baru merdeka atau sedang berjuang untuk kemerdekaan dari penjajahan. Tujuan utama dari konferensi ini adalah untuk memperkuat solidaritas antara negara-negara Asia dan Afrika serta memperjuangkan kemerdekaan dan perdamaian dunia. Konferensi ini menunjukkan sikap yang kuat dari bangsa Indonesia sebagai negara yang anti imperialisme dan kolonialisme. Konfrontasi Indonesia-Malaysia Source Konfrontasi Indonesia-Malaysia terjadi antara tahun 1963 dan 1966. Konfrontasi ini dimulai setelah pembentukan Federasi Malaysia yang melibatkan wilayah-wilayah yang dianggap oleh Indonesia sebagai bagian dari wilayah Indonesia. Indonesia menentang pembentukan Federasi Malaysia dan melakukan berbagai tindakan untuk menggagalkannya. Konfrontasi ini menunjukkan sikap yang kuat dari bangsa Indonesia sebagai negara yang anti imperialisme dan kolonialisme. Operasi Trikora Source Operasi Trikora adalah operasi militer yang diluncurkan oleh Indonesia pada tahun 1961 untuk merebut Irian Barat dari Belanda. Irian Barat saat itu masih menjadi wilayah jajahan Belanda dan Indonesia menganggapnya sebagai bagian dari wilayah Indonesia. Operasi Trikora menunjukkan sikap yang kuat dari bangsa Indonesia sebagai negara yang anti imperialisme dan kolonialisme. Konflik Timor Timur Source Konflik Timor Timur terjadi antara tahun 1975 dan 1999. Konflik ini dimulai setelah Timor Timur memproklamasikan kemerdekaannya dari Portugal pada tahun 1975. Indonesia mengecam proklamasi tersebut dan menginvasi Timor Timur dengan alasan untuk mempertahankan keutuhan wilayah Indonesia. Konflik ini menunjukkan sikap yang kuat dari bangsa Indonesia sebagai negara yang anti imperialisme dan kolonialisme. Kesimpulan Sikap bangsa Indonesia sebagai negara yang anti imperialisme dan kolonialisme terus ditegaskan dalam berbagai momen penting dalam sejarah Indonesia. Momen-momen tersebut menunjukkan bahwa bangsa Indonesia sangat menghargai kemerdekaan dan kebebasan serta siap untuk memperjuangkan hak-haknya sebagai negara merdeka. Sikap ini harus terus dipertahankan dan ditegaskan agar bangsa Indonesia tetap menjadi negara yang kuat dan mandiri di kancah internasional. Check Also Politik Adu Domba Yang Diterapkan Pemerintah Kolonial Belanda Di Indonesia Terkenal Dengan Sebutan Advertisement! Source Pendahuluan Politik adu domba yang diterapkan pemerintah kolonial Belanda di Indonesia terkenal … Bagaimana Cara Menyatukan Budaya Indonesia Yang Beraneka Ragam Advertisement! Source Indonesia memiliki banyak sekali suku dan budaya yang beragam. Dari Sabang sampai … Nama Nama Kabinet Yang Pernah Ada Di Indonesia Advertisement! Source Kabinet Soekarno Kabinet Soekarno merupakan kabinet pertama yang terbentuk di Indonesia pada …

sikap bangsa indonesia sebagai negara yang anti